Upacara Persembahan Dana kepada Buddha-Sangha dalam Rangka Memperingati HUT 200 tahun Singapura
Menteri Senior Negara Hadir Membuka Upacara Persembahan


Share This Story, Choose Your Platform!

 

 

Menteri Negara Senior Singapura, Ms. Sim Ann (doc.Mahavira)

Pada tanggal 8 September 2019, hari ke-10 bulan ke-8 penanggalan lunar jam 10 pagi, Beeh Low See Temple Singapura menyelenggarakan Upacara Persembahan Dana kepada Buddha-Sangha yang agung dalam memperingati Hari Peringatan 200 Tahun Singapura. 53 MahaBhiksu senior diundang memasuki aula upacara Persembahan. Tarian Buddhis “Semerbak Harum Sila Samadhi” membuka upacara di siang hari tersebut. Tarian tersebut menggambarkan semerbak keharuman moral seseoang yang menjalankan sila dan samadhi. Kemudian, panitia acara dengan hormat mengundang para Mahabhiksu Senior untuk menyalakan persembahan Pelita di depan para Buddha Bodhisattva. Anggota Sangha senior memimpin seluruh donator dalam puja dupa sambil membacakan mantra suci, memberikan penghormatan kepada Triratna dan melafal nama Buddha ke altar Arhat Pindola Bhdradvdja dalam mempersembahkan dupa. Pindola Bharadvaja adalah satu dari empat Arhat yang diminta oleh Hyang Buddha untuk tetap di dunia untuk menyebarkan Buddha-Dharma sehingga setiap kali umat Buddha mempersembahkan kepada Triratna, Arhat Pindola datang untuk menerimanya, memberikan ladang berkah bagi manusia untuk menanam kebajikan di zaman akhir Dharma.
Menyambut kedatangan Ms. Sim Ann, Menteri Senior negara bagian Kementerian Kebudayaan, komunitas dan Pemuda serta Kementerian Komunikasi dan Informasi, semua umat memberikan tepuk tangan meriah dan menyambut hangat kedatangan Beliau. Upacara dilanjutkan dengan tarian Mudra Buddha dan barisan Dharma Wanita mempersembahkan makanan untuk seluruh anggota Sangha. Semoga semua makhluk hidup di alam semesta juga ikut bersama menikmati kebajikan ini.
Ketua Panitia Persiapan, Presiden Asosiasi Buddhis Singapura, Ven. Guang Phin dalam sambutannya mengatakan bahwa tema rangkaian acara hari ini adalah “Dari Singapura untuk Warga Singapura”. Konsep Dari negara Singapura kepada Warga Singapura telah melewati beberapa upaya dan juga kontribusi dari berbagai generasi.

Dharma Wanita mempersembahkan dana kepada anggota Sangha (doc.Mahavira)

Pimpinan Wihara Mahanayaka Chaokun Hui Siong dalam sambutannya mengatakan saat itu para panitia berdiskusi apa yang bisa dilakukan agama Buddha untuk mengokohkan dan mempererat keharmonisan Bangsa dan Negara. Akhirnya panitia memutuskan untuk mengadakan Ritual doa Karunika-Raja Prajnaparamita Sutra. Dalam Buddhis ada ditekankan untuk membalas jasa kepada catur pratyupakara, yaitu empat pilar besar yang memiliki jasa besar dalam kehidupan setiap orang, yaitu orangtua, para Buddha, negara dan juga masyarakat. Dapat kita lihat bahwa Hyang Buddha juga mengajarkan umatnya unutk membalas budi kepada negara sebab negara adalah tempat dimana orang-orang tinggal, jika negara tidak stabil maka sulit bagi masyarakatnya untuk bertahan hidup.
Mengapa kita ingin memberikan Persembahan kepada Sangha? Sebab tanpa membeda-bedakan suku, ras maupun agama, semua memiliki kesetaraan hak untuk memberikan persembahan dana kepada anggota Sangha sehingga semuanya bisa menanam kebajikan dan menumbuhan welas asih. Kesetaraan dan keadilan inilah memiliki konsep yang sama yang dipegang oleh negara Singapura. Kita merupakan salah satu lingkaran kecil dalam lingkaran besar. Jika lingkaran kecil tidak konflik, maka lingkaran besar tidak dapat dideformasi. Jika orang dapat hidup dalam harmoni antara satu sama lain dan negara, dunia ini damai.
Tamu Kehormatan Menteri Senior Negara Bagian, Ms. Sim Ann dengan hormat diundang untuk menyampaikan pidato. Merupakan sebuah kesempatan yang sangat langka untuk dapat berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan yang diadakan di Beeh Low See Temple untuk memperingati peringatan 200 tahun Singapura. Semoga semua pahala dapat di limpahkan untuk Bangsa kita dan berharap Bangsa dan Rakyat damai, harmoni dan berlimpah keberuntungan. Saya sangat berterima kasih kepada Beeh Low See Temple atas upaya dan kontribusinya bagi pengembangan Singapura selama bertahun-tahun. Dalam hal budaya, masyarakat dan pengembangan kaum muda, Wihara terus memberikan beasiswa pendidikan, kegiatan donor darah, dan kegiatan mempromosikan rasa bakti dan rasa hormat kepada generasi Senior. Setiap tahun di Festival Pertengahan Musim Gugur, Wihara mengundang warga senior dari semua distrik untuk merayakan festival tradisional ini. Tindakan ini patut dipuji. Pada saat yang sama, Menteri diundang untuk mempersembahkan bunga kepada Hyang Buddha dilanjutkan dengan Upacara Seremonial pemukulan Gong. Gong pertama mendoakan keselamatan bagi Bangsa agar terus makmur dan kuat. Gong kedua mendoakan para petinngi pemerintahan agar selalu sehat dan sukses. Gong ketiga mendoakan agar warga masyarakat Singapura selalu diberkahi dengan kebahagiaan, keharmonisa dan stabilitas sosial.

upacara seremonial pemukulan gong (doc.Mahavira)

Panitia kemudian dengan hormat mengundang Wakil Presiden Asosiasi Buddhis Cina, Presiden Asosiasi Buddhis Hunan untuk menyampaikan pidato. Hubungan antara Tiongkok dengan Singapura sangat dekat, terutama persahabatan Buddhis antara kedua negara. Banyak Sangha senior datang dari Tiongkok ke Singapura untuk mempromosikan dan menyebarkan Dharma dan menjadi salah satu sejarah berdirinya agama Buddha Singapura. Wakil Presiden World Buddhist Sangha Council, Presiden Federasi Sangha Buddhis Hong Kong, Ven. Shao Geng berbicara tentang Singapura adalah tempat di mana banyak etnis tinggal. Kearifan politik Alm. Menteri Senior Bapak Lee Kuan Yew telah membuat perkembangan, kemajuan, dan stabilitas yang hebat. Semua kelompok etnis adalah sama dan bersatu, dan setiap agama membangun negara dengan konsep harmonis. Akhirnya, Singapura menjadi negara paling harmonis di Asia. Atas nama komunitas Buddhis Hong Kong, saya berharap Negara Singapura selalu hidup dalam kemakmuran, kedamaian dan maju di berbagai aspek positif.

para Mahabhiksu Senior dari mancanegara (doc.Mahavira)

Setelah itu, Sanggar Tari wihara menampilkan tarian keharmonisan berbagai suku yang hidup saling berdampingan di Singapura. Panitia sekali lagi dengan hormat mengundang Pimpinan Wihara Dharma Seal Temple dari Los Angeles USA Ven. Hong Zhen untuk memberikan pidato. Pepatah Buddhisme mengatakan, “Tempat yang bagus tinggalah orang yang memiliki pahala kebajikan, orang yang memiliki pahala kebajikan tinggal di tempat yang bagus”. Singapura adalah tenpat tinggal yang bagus karena dipenuhi dengan warga yang baik dan penuh kasih sayang. Dalam sutra disebutkan, umat Buddha harus mempraktikkan lima sila dan sepulu perbuatan baik (dasa kusala kamma) untuk memupuk karma yang baik. Kesimpulannya, karma yang baik dapat dipupuk melalui berlatih Buddha-Dharma. Hari ini, untuk memperingati peringatan 200 tahun Singapura, serangkaian kegiatan yang diadakan telah memupuk berkah yang besar bagi Bangsa dan Negara, Buddhisme menjadi Makmur dan berkembang, serta memberi manfaat bagi semua makhluk.
Wakil Presiden World Buddhist Sangha Council, Most Ven. Wimalasara dari Sri Lanka dalam pidatonya mengatakan bahwa proses pembangunan Singapura memiliki beberapa aspek kontribusi dan dukungan dari agama Buddha. Semangat welas asih dan kebijaksanaan dari Buddhisme serta konsep kesetaraan terus mempengaruhi perkembangan Singapura. Tetapi beberapa decade kemudian, agama Buddha akan menghadapi tantangan besar. Generasi muda berikutnya, para Bhiksu Sangha tidak rajin dalam menyebarkan Buddha-Dharma. Oleh karena itu, saya mendorong semua orang untuk lebih memperhatikan masalah ini, untuk menghindari warisan Dharma di masa depan tidak ada yang melanjutkannya. Wakil Presiden World Buddhist Sangha Council, Presiden Asosiasi Buddhis Makau, Ven. Jie Sheng dalam pidatonya mengatakan, saya mewakili komunitas Buddhis Makau untuk memberikan doa untuk perkembangan Singapura. Singapura adalah tempat yang cocok untuk mendidik orang-orang yang bertalenta, khusunya untuk penyebaran Buddah Dharma. Agama Buddha akan Makmur dan abadi di tempat yang baik. Semoga semua usaha akan berhasil dan membawa sukacita bagi semua orang. Saya juga mengambil kesempatan ini untuk mengundang semua orang ke Makau untuk berpartisipasi dalam peringatan 20 tahun kembalinya Makau.
Upacara Sanghadana kemudian ditutup dengan kesakralan tarian Buddhis yang berjudul “Six-Character Great Bright Mantra, Om Mani Pad Me Hum” mengakhiri upacara Sanghadana. Pembacaan Sutra Karunika-Raja Prajnaparamita dilanjutkan pada siang hari pukul 13.30.