Perayaan Hari Raya Waisak yang Menggaungkan Tema “Memulihkan Lingkungan Alam, Hidup Berdampingan dengan Harmonis”

Mahavira News:

Sejak merebaknya wabah pandemi Covid-19 tiga tahun lalu, pemerintah akhirnya meniadakan pembatasan sosial pada tahun 2023. Oleh karena itu, tahun ini Asosiasi kami merayakan Hari Waisak dengan penuh semangat dan keceriaan.

Umat Buddha di Indonesia dan dunia berkumpul di Wihara-wihara untuk merayakan momen kelahiran dan pencapaian pencerahan sempurna oleh Hyang Buddha pada Hari Waisak yang sakral ini, sebuah momen kegembiraan, kedamaian, dan refleksi. Pekarangan Wihara dihiasi dengan spanduk warna-warni, bunga-bunga, dan berbagai persembahan, menciptakan suasana spesial dan khidmat serta pada saat yang bersamaan membawa kebahagiaan Dharma bagi setiap orang.

Lebih dari sepuluh Sangha dengan kesungguhan hati memimpin para umat melafalkan mantra. Yang Mulia Hui Xiong, Presiden Asosiasi Buddhis Center Indonesia, Pimpinan Wihara, Wakil Ketua Utama yang merangkap menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Sangha Buddhis se-Dunia, membimbing umat untuk melatih pikiran yang tenang, damai, dan siap untuk berkonsentrasi dengan penuh kesadaran, melafalkan nama Buddha dengan khusyuk, dan mengucapkan tekad agung. Suara gaung lonceng bergema, ketenangan seperti itu memenuhi seluruh auditorium dengan suasana yang sakral.

Yang Mulia Pimpinan Wihara menyebutkan tema Waisak tahun ini adalah tentang alam: “Memulihkan Lingkungan Alam, Hidup Berdampingan dengan Harmonis”.

“Waisak”, bermakna bulan purnama melambangan kesempurnaan; Melatih diri juga merangkul semua makhluk untuk bersama mencapai Kebuddhaan dan Pencerahan sepenuhnya.

Ini adalah simbol kombinasi antara welas asih, kebijaksanaan, dan Bodhi tertinggi.

Selain itu untuk kepentingan agama dan budayanya, hari Waisak menyalurkan sebuah pesan mendalam yang selaras dengan kepentingan mendesak saat ini yaitu pemulihan dan perlindungan lingkungan.

Gaya hidup modern kita telah mengarah pada perilaku mengabaikan kelestarian lingkungan. Di era digital ini, semuanya saling berhubungan dan serba “cepat”, kecepatannya begitu cepat sehingga kita tidak bisa melepaskan diri dari “mencapai keinginan dengan cepat”.

Aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, industrialisasi, dan konsumsi berlebihan mengganggu keseimbangan ekologis yang rapuh. Konsekuensi dari ketidakseimbangan ini terlihat jelas pada perubahan iklim, terganggunya keanekaragaman hayati, polusi, dan degradasi sumber daya alam.

Hari Waisak mengingatkan kita bahwa mempromosikan keharmonisan dengan lingkungan sangat penting untuk kesejahteraan kita bersama dan generasi mendatang.

Buddhisme mengakui pentingnya keharmonisan dengan lingkungan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Hyang Buddha – Ajaran Buddha Shakyamuni menekankan welas asih, kesadaran, dan rasa hormat kepada semua makhluk. Ajaran-ajaran ini mempromosikan hubungan dan harmoni yang mendalam dengan alam.

Hari Waisak mengingatkan kita bahwa mempromosikan keharmonisan dengan lingkungan sangat penting untuk kesejahteraan kita bersama dan generasi mendatang.

Latihan konsentrasi (kesadaran) adalah salah satu elemen terpenting dari filosofi dan psikologi Buddhisme dan sangat cocok untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Akan tetapi, kesadaran penuh adalah keistimewaan dari ajaran agama Buddha. Hari Waisak mengingatkan kita untuk melatih perhatian dan konsentrasi penuh terhadap tindakan kita kepada lingkungan. Dengan konsentrasi dan kesadaran penuh terhadap dampak ekologis kita, kita dapat membuat pilihan yang diambil secara sadar untuk mendorong pemulihan daripada kerusakan lebih lanjut.

Dalam Peringatan Waisak ini juga mengajak umat untuk menebarkan welas asih kepada semua makhluk.

Welas asih tidak terbatas pada manusia, tetapi juga mencakup kesejahteraan hewan, tumbuhan, dan ekosistem. Dengan menumbuhkan welas asih, kita dapat berupaya secara aktif untuk memulihkan dan melindungi lingkungan serta hidup dalam keharmonisan dan kedamaian.

Esensi Perayaan Waisak bukan hanya tentang mengubah diri sendiri tetapi juga tentang aksi kolektif.

Festival ini menyediakan wadah bagi umat Buddhis dan non-Buddhis untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan lingkungan. Menyebarkan kesadaran lingkungan hidup, kampanye penanaman pohon, pembersihan lingkungan, dan proyek keberlanjutan alam adalah contoh tindakan nyata yang diilhami Waisak.

Dengan menekankan perlunya hidup berdampingan secara harmonis, Peringatan Waisak mengajak individu dan masyarakat untuk bekerja bersama-sama menuju masa depan yang berkelanjutan dan saling menghormati.

Untuk bersinergi dengan pesan Waisak, Yang Mulia Pimpinan Wihara memimpin semua umat dalam upacara penjalaran pelita, berharap melalui pelita yang dijalarkan dari satu kepada banyak orang, semangat Waisak akan menyebar ke seluruh alam semesta; Ajaran Hyang Buddha terus bergema di dalam hati kita dan menumbuhkan welas asih serta kebijaksanaan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Asosiasi merayakan hari suci Waisak di berbagai negara dan wilayah, antara lain: Nanjia Temple di Los Angeles AS, Shengquan Temple di Los Angeles, Beeh Low See Temple di Singapura, Lian Chee Kek Buddhist Temple di Singapura, Wihara Mahavira Graha Pusat di Jakarta Indonesia, Mahakaruna Buddhist Center Medan, Vihara Purva Vaidurya Mahavira Graha Buddhist Center Kalbar dan cabang di daerah Indonesia lainnya menggelar peringatan Hari Waisak secara bersamaan.

Dengan konsentrasi dan kesadaran penuh terhadap dampak ekologis kita, kita dapat membuat pilihan yang diambil secara sadar untuk mendorong pemulihan daripada kerusakan lebih lanjut.