Wihara Mahavira Graha Menyelenggarakan Upacara Pemberkahan Buddha Bhaisaijyaguru yang Agung

Mahavira News:

Pada 20 november 2022, tanggal 27 bulan 10 kalender Cina, Wihara Mahavira Graha di Jakarta mengadakan Upacara Pemberkahan Buddha Bhaisajyaguru yang Agung.

Satu bulan sebelum Upacara Pemberkahan, Sangha memimpin para umat untuk melantunkan “Sutra Bhaisajyaguru (penyembuhan dan pengobatan)”, (skt. Bhagavanbhaisajyaguru-Vaiduryaprabhasya Purvapranidhana-Visesa-Vistara) setiap hari.

Sutra ini menekankan kepada pembebasan makhluk hidup dari penyakit, penderitaan, bencana, dan kesengsaraan, serta perolehan kemakmuran dan kebahagiaan dalam kehidupan ini.

Pada hari terakhir Upacara Pemberkahan, Pimpinan Wihara memimpin para Sangha dan umat untuk bersujud dan berdoa dengan “Sutra Kshamayati Permata Pertobatan Buddha Bhaisajyaguru Welas Asih Agung”.

Metode Bhaisajyaguru (penyembuhan dan pengobatan) adalah melalui penyebaran gagasan Buddhis Humanistik oleh Hyang Buddha.

Dalam praktik Buddhis; Buddha Bhaisajyaguru ketika melalui praktiknya dengan mengolah sila dan kebijaksanaan secara rajin, ia mencapai pencerahan dan 12 cita-cita sumpah agungnya terpenuhi.

Buddha Bhaisajyaguru (penyembuhan dan pengobatan) terus memutar roda Dharma, menyembuhkan makhluk di seluruh alam semesta dan memberikan ajaran kebenaran di semua tingkat alam kehidupan.

Pada saat itu, Shakyamuni Buddha, dengan saksi dari para Buddha dan Bodhisattva, dari wilayah sepuluh arah, berbicara tentang dua belas sumpah besar Buddha Bhaisajyaguru (penyembuhan dan pengobatan). Pada saat Hyang Buddha Penyembuhan dan Pengobatan yang dimuliakan dunia menjadi seorang Bodhisattva, dia membuat dua belas sumpah agung untuk mengabulkan apapun yang semua makhluk hidup doakan.

Dua belas sumpah agung Hyang Buddha Penyembuh dan Pengobatan adalah mendoakan agar semua makhluk hidup secara berkelimpahan, bebas dari penyakit dan malapetaka, dan terpenuhinya semua keinginan.

Melantunkan syair Buddhis, melakukan upacara dan ritual Persujudan kepada Buddha, membacakan Dharani atau Mantra, melakukan sujud pertobatan, dan melafalkan Sutra Penyembuhan dan Pengobatan untuk memurnikan karma dan meningkatkan kesejahteraan.

Semua makhluk hidup menumpuk dosa jahat yang dilakukan di masa lampau dan terbentuklah karma, dan ketika karma itu matang, maka akan menimbulkan bencana.

Jika karma ini dapat diubah menjadi praktik, melepaskan pikiran jahat dari tubuh, ucapan, dan pikiran, melepaskan kemelekatan, mengikuti sumpah Bodhisattva, berhenti melakukan perbuatan jahat, mempraktikkan kebaikan dan kebajikan, menyelamatkan semua makhluk hidup, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi makhluk hidup untuk memperoleh pikiran yang murni, menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran kita, mempraktikkan perbuatan baik, kepada semua orang.

Semua makhluk hidup melalui toleransi, komitmen, berdana, dan pengampunan, dapat mengubah karma buruk dari semua pikiran jahat yang diciptakan di masa lalu menjadi pikiran baik dan karma baik, pikiran akan murni, dan kesadaran penderitaan akan diubah menjadi kebijaksanaan.

Semua malapetaka dan rintangan yang diciptakan oleh diri sendiri pasti akan diubah menjadi kebebasan dari penderitaan dan rasa sakit, dan pembebasan tertinggi akan tercapai.

Makhluk hidup yang tinggal di alam manusia pasti akan dipenuhi dengan kebahagiaan, keberkahan, dan kebijaksanaan Dharma.

Pimpinan Wihara mengajarkan praktik Buddha Dharma Bhaisaijyaguru kepada semua umat di setiap kegiatan Kebaktian.

Ketika kita mampu bertobat dengan kebajikan welas asih, kegembiraan, dan pengorbanan, tidak mencari hal-hal tersebut dari luar, maka akan mencapai hati dan pikiran yang murni dan gembira.

Ketika kita bertobat dengan keyakinan dan tekad yang sungguh-sungguh, kita perlu membangkitkan visualisasi atau pemikiran dalam pikiran kita, kita harus memvisualisasikan orang tua dan kerabat kita saat ini; orang tua dan kerabat di kehidupan lampau, para dermawan yang baik hati kepada kita, dan debitur karma yang menghalangi kita, dengan memvisualisasikan kesetaraan antara kreditur karma, mempraktikkan empat pikiran tak terukur (Caturapramāṇāḥ), ada cinta kasih (Maitri), welas asih (Karuṇā), menghargai
kegembiraan (Mudita) dan keseimbangan batin (Upekṣā), untuk melenyapkan niat buruk, kekejaman, kecemburuan, kemelekatan, dan kebencian.

Dalam meditasi, empat pikiran tak terukur disebarkan ke seluruh makhluk hidup. Kita harus sungguh-sungguh dalam berlatih dan menjunjung tinggi Buddha Dharma, melatih diri untuk melakukan pertobatan pasti akan membawa diri pada pikiran yang murni, khidmat, dan pembebasan yang agung.

Di pagi hari, semua donatur dan umat dengan khusyuk memberikan persembahan. Setelah upacara Puja Bhakti kepada Hyang Buddha, Pimpinan Wihara memimpin semua untuk melakukan kebajikan dan kebaikan kepada semua.

Melalui kebajikan ini, semoga semua makhluk mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang tinggi, semoga mereka memiliki kegembiraan, keberkahan, dan kebijaksanaan dan mencapai pencerahan sempurna.