Serangkaian Upacara Keselamatan Musim Semi di Nan Jia Chan Monastery LA

(Berita Mahavira)

Pada tanggal 30 April, tanggal 11 bulan ketiga dalam kalender lunar, Wihara Nan Jia mengadakan upacara ritual yang terakhir dalam Musim Semi tahun ini; berdoa untuk berkah keselamatan dan terbebaskan dari bencana melalui bernamaskara Mahakaruna Samadhi Amrta Ratna Kshamayati.

Ribuan tahun yang lalu, Dinasti Selatan dan Utara mempertahankan budaya pertobatan amrta ini dengan lebih dari 1.500 tahun yang lalu, dan budaya tersebut masih terbawa hingga saat ini.

Dikatakan dalam kitab suci Buddhis: “bernamaskara satu kali kepada Buddha, mengikis karma buruk sebanyak pasir Sungai Gangga; melafal satu nama Buddha, meningkatkan berkah tak terukur.”

“bernamaskara satu kali kepada Buddha, mengikis karma buruk sebanyak pasir Sungai Gangga; melafal satu nama Buddha, meningkatkan berkah tak terukur.”

Pimpinan Wihara, Mahanayaka Chaokun Hui Siong yang juga sebagai Wakil Presiden Utama dan Sekretaris Jenderal World Buddhist Sangha Council, memimpin ritual pertobatan dan menjelaskan maknanya kepada semua orang selama istirahat.

Kita harus bertobat dengan hati optimistis, yaitu memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan. Ketika kita hidup dengan kesuksesan, di saat yang sama kita tetap dengan hati yang luas mengayomi semua makhluk dan menghargai setiap hal yang ada di dalam kehidupan kita. Apabila dulu kita kurang memperhatikan keluarga, kurang berkontribusi terhadap masyarakat maka melalui pertobatan Samadhi Amrta ini, kita mengikis keakuan, kesombongan, kebencian dan kecemburuan dalam diri kita. Pada saat yang sama, kita dapat melepaskan nafsu mengejar keinginan yang tak ada habisnya.

Melalui memurnikan pikiran, mengilhami kemurnian diri kita yang sejati untuk bertoleransi, memaafkan, memberi dan menanggung beban derita semua makhluk. Selama kita melakukan semua hal baik dalam keyakinan kita, kita berharap lebih banyak orang akan mendapat manfaat yang sama seperti kita. Oleh karena itu, melalui Pertobatan Samadhi Amrta mengikis kebodohan batin sehingga kita dapat memurnikan tubuh dan pikiran kita, mencapai keBodhian, melepaskan diri dari roda tumimbal lahir dan menyempurnakan Kebuddhaan.

Pada siang hari itu, dilakukan Ritual Puja Persembahan kepada para Buddha Bodhisattva. Umat Buddha dengan ketulusan hati berdana paramitha dan bersama-sama menikmati hidangan vegetarian yang lezat. Setelah itu dilanjutkan kembali ritual pertobatan. Anggota Sangha memimpin semua umat bernamaskara pertobatan secara teratur dan berlangsung dengan suasana khidmat dan sakral; Semoga pandemi Covid bisa segera dikendalikan, semua makhluk terbebaskan dari penderitaan.