Cerita Buddhis
Legenda Putri Miao Shan
Legenda Putri Miao Shan


Di sebuah kerajaan kecil di Tiongkok, seorang raja memiliki tiga putri. Ia ingin menikahkan mereka dengan pria dari keluarga bangsawan. Namun, putri bungsunya, Miao Shan, memiliki aspirasi yang berbeda. Ia ingin menjadi biksuni Buddhis dan mendedikasikan hidupnya untuk pembinaan spiritual. Keinginannya ditolak oleh sang raja, yang kemudian mengasingkannya.
Tahun-tahun berlalu, dan sang raja jatuh sakit parah. Seorang biksu tua memberitahunya bahwa ia membutuhkan ramuan yang terbuat dari lengan dan mata seseorang yang bersedia berkorban. Putri sulung menolak untuk membantu, tetapi biksu itu menyarankan agar sang raja mengirim utusan ke Gunung Harum untuk meminta bantuan dari seorang Bodhisattva yang penuh belas kasih.


Miao Shan, yang telah berlatih keras dan menjadi seorang Bodhisattva, mendengar tentang penderitaan ayahnya. Ia berubah wujud menjadi seorang biksu dan memberi tahu utusan bahwa penyakit sang raja adalah hukuman atas dosa-dosa masa lalu. Sebagai putrinya, ia merasa berkewajiban untuk berbakti dan dengan rela mengorbankan mata serta lengannya.
Setelah Miao Shan melakukan pengorbanannya, biksu itu menyiapkan ramuan yang menyembuhkan sang raja. Raja sangat berterima kasih, tetapi biksu itu mengingatkannya bahwa rasa terima kasih yang sesungguhnya harus ditujukan kepada Miao Shan.


Sang raja kemudian pergi ke Gunung Harum dan terkejut melihat putrinya tanpa lengan dan mata. Namun, Miao Shan mengajaknya untuk hidup dengan belas kasih dan mempraktikkan ajaran Buddha. Setelah itu, ia berubah menjadi seorang bodhisattva, dengan mata dan lengannya kembali pulih.
Nilai Moral dari Cerita