
Praktik Pancasila Buddhis Sila keempat
Sila keempat dalam Pancasila Buddhis berbunyi
Musāvādā veramaṇī sikkhāpadaṃ samādiyāmi
yang berarti: Saya bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
Secara sederhana, sila ini mengajarkan kita untuk tidak berbohong.
Namun maknanya jauh lebih luas daripada sekadar menghindari dusta. Ia mencakup semua bentuk ucapan yang bisa menimbulkan penderitaan seperti berbohong, memfitnah, mengadu domba, berkata kasar, menghina, atau berbicara sembarangan tanpa tujuan yang bermanfaat.
Mengapa sila keempat begitu penting? Karena ucapan adalah jembatan yang menghubungkan batin kita dengan dunia luar. Satu kata bisa menenangkan, tapi satu kata juga bisa melukai. Jika kita tidak berhati-hati, ucapan yang keluar dari mulut bisa merusak hubungan, menimbulkan perpecahan, bahkan meninggalkan luka batin yang mendalam.
Dalam praktik sehari-hari, sila keempat bisa diwujudkan dengan beberapa cara.
1. Berbicara jujur, tidak menyembunyikan kebenaran demi keuntungan diri sendiri.
2. Menggunakan kata-kata yang membangun, bukan meruntuhkan semangat orang lain.
3. Menghindari gosip yang hanya memperburuk keadaan.
4. Berlatih berbicara tepat waktu: tahu kapan harus berkata, kapan sebaiknya diam.
Contohnya, ketika kita melakukan kesalahan di tempat kerja, praktik sila keempat berarti berani mengakui dengan jujur daripada menutupi dengan kebohongan. Saat ada masalah di keluarga, sila ini menuntun kita untuk berbicara dengan penuh kelembutan dan niat menyelesaikan, bukan dengan amarah yang memperkeruh keadaan.
Sila keempat juga erat kaitannya dengan ucapan benar (sammā-vācā) dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Artinya, latihan ini bukan sekadar menahan diri dari dusta, tetapi juga mengarahkan ucapan agar membawa manfaat, menumbuhkan kepercayaan, dan menyejukkan hati orang lain.
Pada akhirnya, sila keempat adalah latihan untuk membangun integritas dan welas asih melalui kata-kata. Dengan menjaga ucapan, kita menjaga hati sendiri tetap bersih, menjaga hubungan tetap harmonis, dan ikut menciptakan dunia yang lebih damai. Kata-kata jujur dan penuh kasih adalah benih kebahagiaan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.