Menghidupkan Budi Pekerti di Era Digital:
Pesan Dharma Imlek Tahun Ular 2569 B.E./2025

Berita Mahavira

19 Januari 2025 //Pesan Dharma Tahun Baru Imlek 2569 B.E yang disampaikan oleh  Presiden World Buddhist Sangha Council, Mahanayaka Chaokun Ven. Hui Siong  mengajak semua insan Buddhist khususnya masyarakat Thionghoa untuk menghidupkan Budi Pekerti di Era digital saat ini, diharapkan dengan majunya teknologi tidak menggantikan sifat cinta kasih, empati dan kebijaksanaan dalam diri setiap pribadi manusia.

Mahanayaka Chaokun Ven. Hui

President of the World Buddhist Sangha Council

Menyambut tahun baru 2569 B.E., dunia telah mencapai kemajuan pesat dengan teknologi
modern yang mewarnai kehidupan manusia. Namun, di balik era modern ini, terdapat
kebijaksanaan kuno yang telah membimbing peradaban manusia selama ribuan tahun, seperti
ilmu astronomi dan geografi, yang terbukti melalui fenomena alam seperti pasang surut air laut.

Kebijaksanaan kuno tersebut menjadi fondasi bagi peradaban modern yang kita nikmati saat
ini. Meski ada kekhawatiran bahwa teknologi canggih dapat mengancam keberlangsungan
hidup manusia, terutama dengan menggantikan banyak kemampuan kerja, penting untuk
diingat bahwa teknologi hanyalah alat. Teknologi tidak memiliki emosi atau empati seperti yang
dimiliki manusia. Dari sudut pandang Buddhis Mahayana, manusia memiliki potensi besar yang
terpendam, yang hanya dapat digali melalui semangat pengabdian Bodhisattva demi
kebahagiaan semua makhluk.

Mahanayaka Chaokun Ven. Hui

Teknologi, betapapun canggihnya, tidak dapat menggantikan nilai-nilai manusiawi seperti cinta
kasih, empati, dan kebijaksanaan. Manusia yang tersesat dalam keakuan dan kesombongan
seringkali gagal menyadari potensi positif yang ada dalam dirinya.

Teknologi, betapapun canggihnya, tidak dapat menggantikan nilai-nilai manusiawi seperti cinta
kasih, empati, dan kebijaksanaan. Manusia yang tersesat dalam keakuan dan kesombongan
seringkali gagal menyadari potensi positif yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, penting bagi
kita untuk memanfaatkan kekuatan positif tersebut guna menciptakan keseimbangan antara
pandangan positif dan penggunaan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Teknologi
harus menjadi alat yang membantu manusia berkontribusi secara positif bagi masyarakat dunia.

Dalam proses ini, kejujuran menjadi nilai yang sangat berharga. Kita harus menjauh dari
budaya manipulasi dan mengembangkan pandangan universal yang melampaui sekat-sekat
perbedaan. Dengan demikian, kita dapat memberikan kebahagiaan kepada semua orang dan
mencapai kesempurnaan moral yang dilandasi kebijaksanaan.

Manusia yang hidup dengan semangat pengabdian seperti seorang Bodhisattva — yang
hatinya diliputi cinta kasih universal, empati, dan kebijaksanaan — tidak akan menggunakan
kekerasan atau melakukan kejahatan kepada sesama. Mereka tidak akan terjerumus dalam
godaan manipulatif yang kerap muncul di era teknologi modern ini.

Kami bersama masyarakat Buddhis Tionghua menggelar kegiatan yang mengingatkan
pentingnya budaya budi pekerti yang telah diwariskan selama ribuan tahun. Tradisi kuno ini
kaya akan pandangan universal yang menjadi landasan moral untuk menjalani kehidupan. Di
tahun baru Imlek ini, kita diajak untuk tidak hanya mencari keuntungan pribadi, tetapi juga
memberikan perhatian kepada leluhur dan pendahulu yang telah berjasa bagi masyarakat dan
negara. Selain itu, kita juga belajar untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, bahkan terhadap
negara dan Ibu Pertiwi kita.

Semoga di tahun baru Ular yang bijaksana ini, kemajuan teknologi yang semakin canggih dapat
melebur harmonis dengan kebijaksanaan filsafat kuno yang bersifat universal, sehingga
memberikan manfaat besar bagi sesama.

Sabbe Satta Bhavantu Sukitatha. Gate gate paragate parasamgate bodhi svaha.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Selamat Tahun Baru Imlek 2569 B.E. / 2025! Xin Jia Kuai Lok!
Pesan Dharma Imlek ini ditulis pada tanggal 19 Januari 2025.
Oleh: Presiden World Buddhist Sangha Council, Mahanayaka Chaokun Ven. Hui Siong